Efek Samping Jahe. Jahe (Zingiber officinale Roscoe) adalah salah satu jenis herba yang digunakan dalam memasak dan pengobatan alternatif. Manfaatnya beragam seperti mengobati gangguan mual, mabuk, peradangan dan peredaran darah, dan umumnya disajikan dengan kadar rendah sehingga tidak memiliki efek samping serius.
Jahe sering diseduh menjadi minuman, dijadikan campuan teh untuk memberikan efek kesehatan yang diinginkan. Namun, sama dengan semua zat herbal, jahe pun memiliki potensi untuk menyebabkan efek samping dan berisiko serius untuk kasus-kasus tertentu.
Efek Samping Jahe:
1. Gangguan pencernaan
Gejala gastrointestinal seperti mulas dan bersendawa adalah efek samping yang paling umum dari minuman jahe. Menelan jahe segar tanpa mengunyah pun dapat menyebabkan penyumbatan usus. Menurut Mayo Clinic, orang dengan penyakit inflamasi usus, obstruksi usus atau ulkus harus membatasi penggunaan minuman jahe dan menghindari jahe segar sama sekali. Efek samping lain yang mungkin termasuk mulut terbakar, kembung, gas, bersendawa dan gangguan pencernaan.
Untuk membantu menghindari atau mengurangi efek samping gastrointestinal, maka solusinya dengan menggunakan jahe dalam bentuk kapsul. Mengkonsumsi antasida dengan teh jahe dapat membantu mencegah atau meredakan sakit maag dan gangguan pencernaan terkait dengan substansi.
2. Risiko Perdarahan
Beberapa kasus terjadi karena terjadi peningkatan risiko pendarahan karena jahe, walaupun kasus itu cukup jarang terjadi. Jahe dapat menghambat enzim COX-1 dan COX-2 sehingga dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal. COX-1 sangat banyak berada di lapisan lambung dan berfungsi sebagai agen perlindungan terhadap perdarahan. Menurut National Institutes of Health, jahe menekan berbagai senyawa inflamasi, termasuk COX-1, 5-lox dan sitokin. Sementara kualitas ini membuatnya menjadi anti-inflamasi efektif , jahe juga menimbulkan risiko untuk perdarahan internal, terutama di saluran pencernaan.
Untuk meminimalkan risiko ini, tentunya lebih bijaksana untuk tidak menggunakan teh jahe jika Anda menderita gangguan pembekuan darah atau sedang mengkonsumsi obat pengencer darah. Batasi penggunaan sehari-hari jahe kurang dari 4 g, dan hindari mengkonsumsinya dengan obat anti-inflamasi nonsteroid seperti aspirin atau naproxen.
3. Jangan Konsumsi Jahe bersama Obat-Obatan/ Herbal Lain!
Jahe sering diseduh menjadi minuman, dijadikan campuan teh untuk memberikan efek kesehatan yang diinginkan. Namun, sama dengan semua zat herbal, jahe pun memiliki potensi untuk menyebabkan efek samping dan berisiko serius untuk kasus-kasus tertentu.
Efek Samping Jahe:
1. Gangguan pencernaan
Gejala gastrointestinal seperti mulas dan bersendawa adalah efek samping yang paling umum dari minuman jahe. Menelan jahe segar tanpa mengunyah pun dapat menyebabkan penyumbatan usus. Menurut Mayo Clinic, orang dengan penyakit inflamasi usus, obstruksi usus atau ulkus harus membatasi penggunaan minuman jahe dan menghindari jahe segar sama sekali. Efek samping lain yang mungkin termasuk mulut terbakar, kembung, gas, bersendawa dan gangguan pencernaan.
Untuk membantu menghindari atau mengurangi efek samping gastrointestinal, maka solusinya dengan menggunakan jahe dalam bentuk kapsul. Mengkonsumsi antasida dengan teh jahe dapat membantu mencegah atau meredakan sakit maag dan gangguan pencernaan terkait dengan substansi.
2. Risiko Perdarahan
Beberapa kasus terjadi karena terjadi peningkatan risiko pendarahan karena jahe, walaupun kasus itu cukup jarang terjadi. Jahe dapat menghambat enzim COX-1 dan COX-2 sehingga dapat menyebabkan perdarahan gastrointestinal. COX-1 sangat banyak berada di lapisan lambung dan berfungsi sebagai agen perlindungan terhadap perdarahan. Menurut National Institutes of Health, jahe menekan berbagai senyawa inflamasi, termasuk COX-1, 5-lox dan sitokin. Sementara kualitas ini membuatnya menjadi anti-inflamasi efektif , jahe juga menimbulkan risiko untuk perdarahan internal, terutama di saluran pencernaan.
Untuk meminimalkan risiko ini, tentunya lebih bijaksana untuk tidak menggunakan teh jahe jika Anda menderita gangguan pembekuan darah atau sedang mengkonsumsi obat pengencer darah. Batasi penggunaan sehari-hari jahe kurang dari 4 g, dan hindari mengkonsumsinya dengan obat anti-inflamasi nonsteroid seperti aspirin atau naproxen.
3. Jangan Konsumsi Jahe bersama Obat-Obatan/ Herbal Lain!
Jahe bisa bereaksi berbahaya dengan herbal lain dan obat-obatan. Tentunya hal ini mempengaruhi kondisi kesehatan, seperti penyakit kandung empedu atau diabetes. Menurut National Institutes of Health, jahe tidak boleh dikonsumsi bersama dengan pengencer darah, beta blocker, penekan kekebalan tubuh dan obat yang menyebabkan kantuk. Herbal gingko biloba, bawang putih dan saw palmetto juga dapat dikontraindikasikan jika menggunakan jahe, karena bahan tersebut dapat peningkatan risiko pendarahan.
sumber: http://www.livestrong.com/article/107753-ginger-tea-side-effects/#ixzz1UXU1A
efek samping jahe merah,efek samping jahe,kumpulan tips,artikel efek samping jahe,efek samping jahe ibu hamil,efek samping,cara efek samping jahe,khasiat efek samping jahe,resep efek samping jahe
No comments:
Post a Comment